-Kesuksesan dan keberhasilan itu hanya soal waktu. tapi sekarang adalah soal cara, soal mengisi dan soal aplikasi-

Wednesday, November 26, 2008

kesadaran hati

Gerbong Asap
Pernahkah anda masuk ke dalam gerbong asap?
Gerbong dimana apabila anda masuk di dalamnya maka anda seolah-olah bak ikan yang sedang dipepes, kemudian setelah keluar sekujur badan anda akan melekat aroma seperti aroma kayu yang hendak terbakar tapi tak menyala.
Mungkin seperti itulah gambaran kasarnya sebuah gerbong yang amat fenomenal yang sering saya tumpangi. Gerbong yang sedari dulu mengeluarkan asap tak sedap dan selalu menusuk-nusuk tulang hidung orang yang menghirupnya, asap ajaib yang keluar dari mulut-mulut manusia…, tahukah anda gerbong fenomenal itu? Tak lain dan tak bukan adalah Gerbong Kereta Api!!!
Pemandang seperti itu mungkin tidak asing lagi bagi anda penikmat setia kereta api atau transportasi umum lain yang masih kurang perhatiannya dalam hal ketertiban dan kenyamanan penumpangnya.
Dalam hal ini saya tidak terlalu mengomentari masalah bahaya rokok yang sering sekali digembar-gemborkan dimana-mana, baik di media cetak maupun elektronik bahkan dibungkus rokok itu sendiri pun sudah ada peringatannya. akan tetapi yang ingin saya sampaikan adalah mengenai “budaya kesadaran” menempatkan sesuatu pada tempatnya. Budaya seperti itu memang belum sepenuhnya dimengerti dan dipahami kebanyakan orang, karena memang tingkat kecerdasan emosi atau yang sering kita sebut dengan Emotional Quotient (EQ) harus senantiasa kita latih dalam kepentingan pengembangan segi-segi kehidupan yang tertata.
Apa yang terjadi diatas adalah sebuah impact tingkat emosi yang rendah dari seseorang sehingga mereka tidak mampu untuk mengendalikan nafsunya. Bukankah masih banyak waktu, tempat yang luas dan cocok untuk merokok? Bukan malah berkolaborasi menciptakan Gerbong Asap di dalam Kereta Api. jika anda (perokok) mengetahui akan kesadaran itu maka tidak akan mungkin Gerbong Asap akan ada. Kesadaran seperti itulah yang mesti kita terapkan dan kita wariskan kepada para arsitek peradaban yaitu generasi muda sekarang. Namun sungguh disayangkan manakala hal-hal kecil seperti itu diabaikan dan dianggap remeh. Kesadaran hati bukan berasal dari luar namun bangkit dari dalam yang bersumber dari suara hati. Buah kesadaran tidak memerlukan tepuk tangan orang lain, tidak peduli dengan riuh-rendah sorak-sorai. Kesadaran hati tidak pamrih, dan kesadaran hati adalah berpegang pada sebuah prinsip. Yang diinginkan hanyalah sebuah tepukan halus di pundak dari seorang malaikat. Kesadaran tidak mengharapkan terima kasih. Kesadaran hati hanya bersahabat dengan suara hati, suara Tuhan. Dan kesadaran hati hanya mengharapkan sebuah catatan kecil dari seorang malaikat yang berada pada bahu kanannya.
Bukankah suatu bangsa akan maju dan berkembang manakala manusia di dalamnya mengerti dan mampu menempatkan sesuatu pada tempatnya??? Dalam hal apa saja, kapanpun waktunya dan dimanapun tempatnya jika semua tertata rapi akan lebih indah dan terpuji.
Setiap kata yang ia ucapkan, tentulah di sampingnya ada penjaga yang siap (mencatat) -Q.S. 50 surat Qaaf ayat 18-

1 comment:

wait said...

untung dah ada UU ttg rokok

personal blog