-Kesuksesan dan keberhasilan itu hanya soal waktu. tapi sekarang adalah soal cara, soal mengisi dan soal aplikasi-

Monday, November 30, 2009

Paperless

Terlihat Mahal Tapi Murah???

BEBERAPA waktu yang lalu, UNNES telah mendeklarasikan diri sebagai Universitas konservasi. Hal ini memunculkan konsekuensi untuk berkomitmen dalam menjaga kelestarian alam sekitar, diantaranya melalui penghijauan dimana-mana, pengelolaan sampah, dan juga berusaha untuk mewujudkan gerakan Go Paperless.
Paperless atau disebut juga sebagai usaha menghentikan produksi dan penggunaan kertas, merupakan suatu cara sederhana namun memiliki tujuan dan manfaat untuk mencegah masalah besar, tentu saja salah satunya adalah Global Warming. Itulah mengapa Paperless menjadi salah satu slogan dalam usaha pencegahan Global Warming saat ini.
Secara kronologis dipaparkan bahwa pembuatan kertas berasal dari serat pohon, atau dengan kata lain bahan dasar kertas diambil dari alam, jika pembuatannya terus dilakukan tanpa terkendali , itu sama saja membuat setiap pohon yang seharusnya berfungsi menyeimbangkan alam menjadi bahan berbahaya yang dapat merusak bumi kita, yaitu kertas. Proses selanjutnya adalah proses pembentukan kertas yang membutuhkan banyak energi dan menghasilkan limbah-limbah berbahaya. Penggunaannya pun sangat berbahaya, jika tanpa kendali dan pembaharuan. Kertas yang sudah digunakan atau sampah kertas tidak bisa didaur ulang. Sehingga penggunaannya harus di kurangi bahkan dihentikan.
Era paperless makin merasuk dalam berbagai bidang. Apalagi konsep paperless telah mengangkat isu penghematan kertas bahkan sedapat mungkin tidak menggunakan kertas, sehingga dapat menekan biaya adminstrasi. Namun, dalam usaha mewujudkan paperless tentulah harus didukung dengan Teknologi Informasi yang memadahi. Sedangkan tantangan utama pengembangan Sistem Informasi adalah aspek finansial. Tidak sedikit dana yang dikeluarkan untuk mewujudkannya. Pemanfaatan fasilitas seperti hot spot bagi mahasiswa tentu membutuhkan sarana berupa komputer, laptop atau notebook. Jika ingin memanfaatkan internet di warung internet, mereka terbentur biaya sewa per jam. Belum lagi masalah biaya pemakaian listrik yang tentunya juga akan melonjak pula, ditambah ketergantungan masyarakat dengan fasilitas Teknologi Informasi yang kian canggih. Dilema memang , disatu sisi penghematan namun disisi lain juga pemborosan.
Dengan demikian secara tidak langsung kita belajar menumbuhkan rasa inisiatif untuk memanfaatkan teknologi untuk melestarikan alam. Lalu, sudah cukup bijakkah kita menyikapinya?

Sunday, September 27, 2009

Paling Indah di Makkah

Sore itu, seorang pria kurus datang menghampiri rumahku dengan langkah tergopoh-gopoh pelan, amat pelan. Keringatnya bercucuran seakan semua keringatnya dikeluarkan. Pria itu adalah seorang pria yang setahun lalu mengalami kecelakaan dahsyat hingga hampir-hampir merenggut nyawanya, namun untung saja dia hanya mengalami koma beberapa bulan, ya..beberapa bulan saja. Dengan langkah yang memaksakan diri, dengan keinginan kuatnya ia datang menemuiku dan keluargaku untuk bersilaturrahmi setelah sekian lama ia terbaring di Rumah Sakit.
Aku persilahkan ia masuk, duduk dan menikmati hidangan yang disajikan. Aku perhatikan ia sedikit berbeda, ups..bukan sedikit tapi banyak perbedaan. Baik fisik maupun psikologisnya. Amat berbeda.
Perbincangan pun dimulai, mulailah kami bercakap-cakap. Dengan wajah serius tapi lucu ia paparkan kejadian yang dulu hampir merengut nyawanya, kecelakaan motor setahun yang lalu. Ia ceritakan, ia nasehati dan ia sarankan agar supaya aku sentiasa berhati-hati jangan sampai mengalami hal yang sama. “sudah 200 juta rupiah melayang hanya untuk biaya pengobatanku luk, tapi aku bersukur masih bisa hidup” begitu ungkapnya.
Tiba-tiba disela-sela pembicaraan ia berucap “urip paling enak Cuma ono ning mekkah (hidup paling enak berada di makkah)”,
aku heran, karena setahuku ia tidak pernah menginjakan kaki di makkah, apalagi menghirup oksigen disana. Dengan nada polos dan sedikit menaikkan alis mata aku bertanya kepadanya “maksudnya?, bukankan anda belum pernah kesana??” ia menjawab “itu dia masalahnya, aku bermimpi, tapi aku yakin sedang tidak bermimpi, aku pernah kesana Luk” ia menceritan pada saat terbaring koma beberapa bulan di Rumah Sakit ia sempat mengalami perjalanan spiritual yang amat berkesan baginya, begitu nyata dan begitu terasa hingga ia mengulang perkataannya kalau ia sedang tidak bermimpi..!!!
dengan detail ia menceritakan bahwa ia berkunjung kesuatu tempat yang amat indah, indahnya tak dapat digambarkan. Bangunan tinggi menjulang begitu megahnya, taman-taman bunga yang berkilau, burung-burung hijau yang menari di pepohonan, suara angin amat pelan terdengar disana, tidak ada keributan dan hiruk-pikuk seperti di dunia. Dengan heran ia bertanya kepada penjaga rumah yang ada disana dengan sigap penjaga rumah tadi menjawab hanya dengan memberi isyarat agar jangan berisik, tanpa kata-kata menempelkan jari telunjukanya dikedua bibirnya. Sekian lama ia diam barulah penjaga rumah tadi berucap dengan nada yang amat pelan seakan-akan ia takut kalau sang penghuni rumah terganggu karena ucapannya, ia bekata “bapak, rumah siapakah ini? Indah sekali rumahnya” “inilah rumah penghuni surga “
sejak pertemuan dengan sang penjaga rumah mulailah ia suka dengan kehidupan disana, hingga berkali-kali ia mengatakan “urip paling enak cuma ono ning mekkah”.
Berjalanlah ia ke sebuah tampat yang lain dimana tempat ini sangat berbeda dengan yang tadi, tempat yang menyeramkan, panas dan bisa membuat bulu kuduk merinding. Bagaimana ia bisa merinding?ya..karena yang ia lihat adalah para manusia yang tak berdaging, hanya tulang yang terbungkus kulit dan kemana-mana ia memakai kalung besi segitiga yang menyala-nyala. Mengerikan, sungguh mengerikan!!
Tak kuat dengan apa yang ia lihat, ia pun bertanya kepada salah seorang penjaga disana “bapak, siapakah orang itu?” “itu adalah orang yang di dunia selalu bermaksiat” jawab sang penjaga.
Ngeri melihat pemandangan yang begitu menyiksa, ia pun kembali menelusuri tempat yang lain. Ia melihat kerumunan manusia disebuah padang yang amat luas, ia mengira itu adalah makkah. Jutaan orang berkumpul disana dengan berbagai warna baju masing-masing.
Lalu tibalah ia disebuah jalan yang menurun, jalan yang amat panjang dan lurus dan disamping kanan-kirinya tidak ada apa-apa. Sebuah tikungan kecil disamping kanan ia lihat setelah sekian lama berjalan, diikutinya tikungan kanan itu dan ia terperanjat melihat sebuah bagunan yang tepat di depan bangunan itu ada tiga buah tong yang amat besar tiga buah tong itu masing-masing bertuliskan angka 30, 45, dan 70. Kembali ia bertanya kepada penjaga rumah apa guna tong-tong besar itu dan apa maksud dari angka-angka yang tertera di tong. Sang penjaga rumah menjawab “Tong 30 adalah untuk orang-orang yang amalan di dunia biasa-biasa saja, Tong 45 adalah untuk orang-orang yang lebih baik, dan Tong 70 adalah khusus untuk orang-orang shaleh yang banyak beramal”
Mendengar jawaban itu ia begitu terkejut dan ia ungkapkan ingin tinggal disana untuk selama-lamanya, di tempat yang ia kira sebagai makkah……...
Begitulah perjalanan spiritual seorang penjual rongsok di Jakarta yang mengalami kecelakaan yang hampir merenggut nyawanya. Perjalanan yang ia dapat sewaktu terbaring koma di Rumah Sakit. Sejak saat itu ia selalu bilang kepadaku…”urip paling enak Cuma ono ning mekkah”

Tuesday, June 9, 2009

mau tulis apa ya?


hari ini, jam ini, detik ini aku lagi bener2 bingung.
sampai-sampai mau nulis apa juga bingung. mau tidur, belum ngntuk. mau makan, udah kenyang. mau belajar, apalagi.
ya sudah lah, daripada bingung gak ada manfaat mending nulis aja kebingunganku ini. jangan bingung baca tulisan ini, tapi kalau anda bingung aku maklumi. soalnya aku juga bingung mau nulis apa. yang nulis bingung, yang baca juga bingung.
ya kira-kira begitulah kalo aku lagi bingung.

Sunday, May 24, 2009

award dari ainnur...:)


award ini saya dapatkan dari seorang kawan yang baik hatinya nun jauh diseberang sana.
ainnur farihah namanya. indah bukan? :)

Friday, April 17, 2009

teman kecilku

baru saja berakhir
hujan di sore ini
menyisakan keajaiban
kilauan indahnya pelangi

tak pernah terlewatkan
dan tetap mengaguminya
kesempatan seperti ini
tak akan bisa dibeli

bersamamu kuhabiskan waktu
senang bisa mengenal dirimu
rasanya semuanya begitu sempurna
sayang untuk mengakhirinya

(lagunya indah, jadi teringat kalian, kawanku, kawan kecilku...)

Saturday, April 4, 2009

Bohong

Konon seiring dengan perkembangan zaman yang begitu pesat, terciptalah alat pendeteksi kebohongan. Dengan sesnsor supercermat dan supersensitive pada alat tersebut, dapat diketahui orang tersebut sedang bohong atau tidak.
Pastilah soal kebohongan ini adalah persoalan yang cukup serius hingga perlu diciptakan alat pendeteksi kebohongan. Berawal dari sebuah kebohongan, bisa jadi runyamlah sebuah keluarga. Atau dalam skala yang lebih besar bisa sampai menyababkan buramnya sejarah sebuah bangsa akibat pembelokan sejarah, gara-gara cerita bohong.

Sebenarnya ada apa sebenarnya dengan kebohongan?
Baiklah. Kita awali dengan mengerti makna kata bohong. Bohong dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) berarti tidak sesuai dengan hal (keadaan dsb) yang sebenarnya.
Lantas apakah kita selamanya harus berkata benar? adakah saat-saat tertentu yang membolehkan kita berbohong?
Jika ditinjau dari maknanya, tentu bohong tidak boleh dilakukan karena jelas, wong kejadiannya begini kok dikatakan begitu. Itu namanya menyesatkan. Tapi bagaimana jika keadaan tidak memungkinkan kita untuk berkata benar? Artinya, keadaan yang benar-benar darurat, harus bohong. Jika tidak berbohong justru berbahaya. Maka munculah apa yang disebut retorika, seni berkata-kata. Bohong sih, tapi sebenarnya tidak bohong.
Seorang guru saya penah bercerita bahwa ada seorang kakek yang menyelamatkan pemuda dengan ”seni bohong”. Dikisahkan bahwa seorang pemuda yang kita sepakati dulu tidak bersalah lho- sedang dikejar-kejar hendak dibunuh oleh sekelompok orang. Pemuda itu lantas meminta bantuan kepada si kakek untuk bersembunyi di rumah kakek itu. Saat orang-ornag yang mengejar tersebut bertanya kepada si kakek, apakah melihat seorang pemuda yang berlari? Kakek tersebut lantas bergeser beberapa senti dari tempat berdiri dan menjawab “sejak aku berdiri disini, aku tak melihat seorang pun yang lewat di depanku” maka selamatlah si pemuda.
Apa yang dilakukan si kakek adalah seni berkata-kata, ia tidak berbohong. Seandainya pun pada saat itu si kakek berbohong, tindakan itu tetap bisa dibenarkan karena memang keadaan darurat, demi menyelamatkan seseorang yang tidak bersalah
Yang kemudian menjadi soal,
apakah kondisi jaman sudah begitu “darurat”, memasuki jaman edan-edanan, sing ora edan bisa dadi edan tenan, sehingga harus ada seabrek kebohongan?
Terlapas dari itu ada sebuah cerita menarik mengenai paradoks kebohongan.
Pada abad ke-6 SM, dari pulau kreta Yunani, seorang penduduk Yunani mengatakan, ”semua penduduk Yunani adalah pembohong”. Apakah ia mengatakan kebenaran? Jika benar semua penduduk Yunani adalah pembohong, maka dirinya juga pembohong, sehingga kata-kata “semua penduduk Yunani adalah pembohong” adalah pernyataan bohong. Maka tidak benar bahwa semua penduduk Yunani adalah pembohong; dan seterusnya.
Teramat banyak kebohogan sekaligus kebenaran bergencatan saling tumpang tindih di sekitar kita. Begitu rumit dan berbelit-belit dalam memahami sebuah kebohongan. Batas antara kebohongan dan kebenaran menjadi sangat rancu.
Terkadang kita masih belum dapat memahami bahwa sebenarnya kita sedang berbohong atau berkata benar.

Friday, February 6, 2009

SmS lucu tapi gak lucu

Sebuah sms mungkin bisa menggelitik orang yang membacanya, bisa juga membuat bibir mungil anda tertarik ke atas beberapa mili bahkan bisa juga tertawa terpingkal-pingkal olehnya. Bermula dari sebuah iseng dari orang-orang yang suka berkata-kata lucu kemudian berkembang menjadi sebuah “tradisi”. Sms-sms lucu biasanya digunakan untuk sekedar mencari perhatian, atau juga sekedar iseng belaka atau juga untuk merayu atau untuk menarik simpati dari seseorang. Bermula dari sebuah fenomena itu, salah satu perusahaan cellular mencium ada sebuah peluang bisnis yang diramalkan akan meraup keuntungan yang tidak sedikit, alhasil ternyata benar!!
Dengan menerbitkan semacam “buku panduan” yang berisi berneka ragam sms-sms lucu maupun sms-sms gombal yang bisa menarik seseorang. Biasanya sasaran marketing dari penjualan buku itu adalah para anak muda yang doyan sms. Berbekal buku panduan sms lucu mereka berlomba-lomba mengirim sms selucu-lucunya untuk maksud tertentu. Disadari maupun tak disadari bahwa mereka sedang disuguhi pelajaran konsumtif yang bermuara pada konsumerisme dan pada akhirnya perusahaan cellular itulah yang meraup receh-receh dari saku mereka.
Merebaknya budaya sms ternyata berpengaruh juga pada sikap maupun moral manusia, itu terbukti dari banyaknya orang yang kurang mengerti bagaimana cara-cara atau adab ber-sms yang benar. Tak jarang juga saya mendapat pesan dari seseorang dengan kata yang terlalu disingkat-singkat ditambah dengan symbol-symbol yang terlalu aneh bagi saya. Sehingga pesan itu lebih mirip dengan sebuah teka-teki kata dari pada sebuah pesan.
Kembali pada sms lucu tadi, merebaknya sms semacam itu memunculkan ide dari segelitir orang untuk membuat orang lebih doyan sms. Apa maksudnya??? Pernahkan anda mendapat sebuah sms dimana di dalamnya ada sebuah pesan dan diakhir kalimat ada embel-embel kata “ sebarkan ke 10 teman anda”???. Bila kita analisis lebih jauh, pesan itu menuntut kita untuk menyebarkannya kepada orang lain sesuai dengan nominal yang tertera yaitu 10, 15 atau 20, bahkan juga dengan nada sedikit mengancam sehingga apabila sms itu jatuh pada orang awam maka ia akan dengan segera menyebarkannya. Bila seorang ekonom menanggapi hal semacam itu maka akan bisa ditarik beberapa hipotesa dan salah satunya adalah “itu hanya sebuah trik pemasaran” agar barang dagangan lebih cepat laku. Biasanya sms semacam itu tidak diketahui dari mana ia berasal, siapa pengirim pertamanya tidak jelas. Hal semacam ini tidak ubahnya dengan kasus sms lucu diatas hanya dengan sedikit polesan saja. Sebenarnya kejadian semacam ini sudah ada beberapa tahun yang lalu, tepatnya adalah diawal tahun 2006 sms semacam ini mulai menjalar. Coba anda bayangkan jika benar orang menyabarkan ke 10 orang, kemudian 10 orang tadi menyebarkan ke 10 orang berikutnya kemudian masing-masing dari 10 orang itu menyebarkan kembali ke 10 orang yang lain kemudian terus dan terus berulang-ulang maka akan saya pastikan bahwa anda akan binggung untuk menghitungnya bukan???
Dengan adanya pelajaran konsumtif yang diajarkan oleh para pelaku bisnis diharapkan kita sebagai konsumen untuk lebih teliti dan bijaksana dalam memilah kemudian memilih apa yang perlu dan tidak perlu kita konsumsi. Walau hanya sebuah sms!!!

Thursday, January 15, 2009

Reality Versi Media

Selamat datang di reality show, acara yang akan kami suguhkan selalu menarik untuk ditonton. Adegan dan peristiwa yang tidak dibuat-buat. Selamat menikmati….
Barangkali itulah kalimat yang sedang naik daun di dunia pertelevisian di Indonesia, bahkan mungkin di dunia. Acara yang sudah mulai digemari kebanyakan orang yang dikemas dengan sedemikian rupa dan mampu menyihir para penonton. Acara yang bertajuk reality show dijamin dramatis dengan ekspresi para penonton yang terlihat tegang dan berdebar-debar ketika menontonnya.
Tahun-tahun belakangan ini di Indonesia acara yang bertajuk reality show mulai menjamur di berbagai stasiun televisi. Dan rupa-rupanya boleh dikatakan berhasil dalam menarik perhatian penonton. Acara-acara reality show menyuguhkan adegan-adegan yang alamidan tidak dibuat-buat sehingga orang yang menonton dibuatnya deg-degan bahkan bisa termehek-mehek.
Lalu bagaimana acara reality show bekerja? Dengan prinsip apa acara yang mengklaim dirinya sendiri sebagai murni realitas itu menawarkan tayangannya? Dalam diri reality show terdapat paradoks yang cukup rumit. Di satu sisi, ia sebuah tayangang. Sebagaimana tayangan, selayaknya ia melewati proses rancangan. Langkah demi langkah, scene demi scene. Di sisi lain, kata reality membuatnya memikul tanggung jawab yang besar, sebab itu berarti ia menawarkan tak lebih dari realitas. Semua adegan sungguh-sungguh nyata.
Kontroversi nyata-tak-nyata reality show itulah yang kerap kali mengundang cibiran pemirsa. Dengan kritisisme yang tajam, bahwa penonton yang melihat berkesimpulan acara tersebut bohong belaka. Jalan cerita reality show sudah diatur. Tangisan bukanlah tangisan, tawa bukanlah tawa. Serapi apapun media membungkus, penonton sadar mereka sedang disugihi acting belaka.
Permasalahannya, apakah definisi nyata?
Lebih jauh lagi adakah definisi nyata yang bisa disepakati semua pihak? Pernak-pernik kehidupan yang dijalani individu barangkali bisa disebut Kenyataan dengan K besar. Usaha orang untuk hidup dengan bekerja adalah bagian dari kenyataan. Usaha seorang suami menyenangkan istrinya adalah bagian dari kenyataan. Usaha orang tua memberikan pendidikan dan kasih sayang yang tulus kepada anaknya adalah bagian dari kenyataan. Begitu banyak bagian kecil yang merupakan komponen hidup.
Fungsi media adalah menangkapi bagian-bagian kecil itu, kamudian menuangkanya ke dalam bentuk yang lain. Dengan kata lain, media memproduksi kenyataan milik penonton kemudian menghadirkan kepada khalayak. Lantar apakah yang dihadirkan media tidak nyata? Ya dan tidak.
Ya, karena apa yang tampil di media tidak mungkin tanpa polesan. Produksi suatu film harus dibuatnya semenarik mungkin, karena harus memenuhi syarat sebagai tontonan yang bermutu. Kita ingat bahwa fungsi media adalah tempat lari dari realitas. Meski sebenarnya sedikit lucu melarikan diri dari realitas dengan menceburkan diri tentang reproduksi tentang realitas, alias masih berputar-putar dalam lahan yang sama-sama realitas adalah sesuatu yang niscaya bagi media untuk memberikan polesan pada tayangan agar dapat menarik pemirsa.
Tidak, karena konsekuensi dari menuduh apa yang ditayangkan media sebagai sesuatu yang tidak nyata sama artinya dengan menyatakan bahwa ada definisi nyata yang disepakati semua pihak. Sementara, kita tahu bahwa kenyataan tidaklah tunggal. Definisi “nyata” dalam kehidupan rupanya berbeda dari arti nyata bagi media……

Thursday, January 1, 2009

untukmu palestine....



Untukmu jiwa-jiwa kami
Untukmu darah kami
Untukmu jiwa dan darah kami
Wahai Al-Aqsho tercinta

Untukmu jiwa-jiwa kami
Untukmu darah kami
Untukmu jiwa dan darah kami
Wahai Al-Aqsho tercinta

Kami akan berjuang
Demi kebangkitan Islam
Kami rela berkorban
Demi Islam yang mulia

Untukmu, Palestina tercinta
Kami penuhi panggilanmu
Untukmu, Al-Aqsho yang mulia
Kami kan terus bersamamu

Untukmu, Palestina tercinta
Kami penuhi panggilanmu
Untukmu, Al-Aqsho yang mulia
Kami kan terus bersamamu

Kami akan berjuang
Demi kebangkitan Islam
Kami rela berkorban
Demi Islam yang mulia

Untukmu, Palestina tercinta
Kami penuhi panggilanmu
Untukmu, Al-Aqsho yang mulia
Kami kan terus bersamamu

Untukmu, Palestina tercinta
Kami penuhi panggilanmu
Untukmu, Al-Aqsho yang mulia
Kami kan terus bersamamu

Untukmu jiwa-jiwa kami
Untukmu darah kami
Untukmu jiwa dan darah kami
Wahai Al-Aqsho tercinta

Ya Robbi, izinkanlah kami
Berjihad di Palestinamu
Ya Alloh, masukkanlah kami
Tercatat sebagai syuhadamu

Ya Robbi, izinkanlah kami
Berjihad di Palestinamu
Ya Alloh, masukkanlah kami
Tercatat sebagai syuhadamu
Tercatat sebagai syuhadamu
Tercatat sebagai syuhadamuuu