-Kesuksesan dan keberhasilan itu hanya soal waktu. tapi sekarang adalah soal cara, soal mengisi dan soal aplikasi-

Saturday, October 18, 2008

Song VS Childrens


Suatu ketika ada sebuah kejadian yang membuat saya terheran-heran tapi juga menyedihkan. Sore itu saya dapati ada seorang anak berusia 3 tahun secara fasih sedang menyanyikan sebuah lagu yang dipopulerkan oleh sebuah group band ternama di negeri kita ini, lagu yang isinya mengenai percintaan dua insan. Bagi saya, itu merupakan pemandangan yang lucu juga mengerikan. Karena begitu kuatnya sebuah lagu mempengaruhi psikologis anak sampai-sampai lirik demi lirik sampai titik koma dihafalnya dan bukan tidak mungkin mereka akan mengimplementasikannya di usia yang jauh dari dewasa

Lagu merupakan sebuah ekspresi jiwa yang dapat menggambarkan sebuah perasaan dari orang yang menyanyikannya. Namun apa jadinya bila sebuah lagu salah dikonsumsi oleh orang? Maksudnya apabila sebuah lagu dinyanyikan oleh orang yang seharusnya belum cukup umur untuk menyanyikannya, anak-anak. Ya seperti kisah diatas, anak-anak adalah manusia kecil yang seharusnya memerlukan bimbingan khusus dalam mengkonsumsi apa yang diserapnya, salah satunya adalah konsumsi lagu. Coba anda bayangkan apabila seorang anak yang masih sangat dibawah umur menyanyikan sebuah lagu-lagu orang dewasa yang kebanyakan isinya mengenai cinta, pacaran, patah hati dan kawan-kawannya itulah, tahu kan maksudnya? Yupz…

Hal yang sangat mungkin terjadi adalah si anak akan tumbuh dewasa sebelum waktunya, salah satunya karena pengaruh dari lagu-lagu yang dikonsumsinya itu. Cukup memprihatinkan pula ternyata banyak orang tua yang membiarkan anaknya tanpa terkendali mengkonsumsi lagu-lagu yang tidak mendidik. Alangkah baiknya apabila para orang tua mengajarkan pada anak-anaknya untuk memilih lagu yang mengandung norma-norma sopan santun dan sesuai dengan tingkat perkembangan anak, karena bukan saatnya anak-anak usia dini diajari masalah percintaan seperti dalam lirik-lirik sebuah lagu. Bukan maksud untuk membatasi anak dalam belajar namun hal itu untuk mencegah timbulnya akhlak dan moral buruk anak dikemudian hari.

Dari kejadian seperti di atas maka ada sebuah kritik bagi para pencipta lagu untuk lebih memperhatikan pendidikan anak dengan menciptakan lagu-lagu anak yang layak dan aman dikonsumsi oleh anak-anak. Bila kita tilik dimasa sekarang ternyata para pencipta lagu anak rupanya sudak mulai kendor dan hanya beberapa saja yang masih setia untuk menciptakan lagu-lagu yang bermuatan pendidikan bagi anak, hal itu dapat dibuktikannya dengan produksi lagu-lagu anak dari tahun ke tahun yang mengalami penurunan yang tajam. Akan tetapi tidak adil apabila kita hanya mengkritik para pencipta lagu yang kurang memperhatikan pendidikan anak namun kritik itu berlaku kepada kita semua yang mempunyai tanggung jawab kepada sesama, terutama kepada anak. Anak sehat bangsa sehat