-Kesuksesan dan keberhasilan itu hanya soal waktu. tapi sekarang adalah soal cara, soal mengisi dan soal aplikasi-

Tuesday, October 25, 2011

Memorizing Qur'an

Pernahkan anda punya keinginan yang kuat untuk bisa mengafal al’quran? Tapi setiap kali anda menghafal selalu saja lupa. Ada dua kemungkinan. Pertama, hati anda belum benar-benar bersih. Kedua, Metode yang anda gunakan tidak cocok.
Untuk urusan yang pertama saya kembalikan ke pribadi masing-masing, tapi yang ke dua adalah yang ingin saya bahas disini. Sebuah metode sangatlah penting dalam belajar, setiap orang punya cara-cara tersendiri dalam memilih metode belajar yang menurutnya tepat sehingga apa yang ia pelajari akan dengan mudah diterima otak. Ada jenis manusia yang ketika belajar harus benar-benar fokus, suasana hening dan tidak ada gangguan apapun disekelilingnya, namun ada juga jenis manusia yang ketika ia belajar lebih mudah menangkap isi materi jika “disambi” nonton TV atau mendengarkan musik. Maka dari itu penting bagi kita memilih jenis situasi yang dan metode yang benar-benar nyaman untuk kita.
Untuk memahami fungsi otak kita, saya coba uraikan sebagai berikut:
Otak kanan — KREATIF — Bentuk, Intuisi, Lagu &musik, Warna warni, Simbol, Gambar, Imajinasi, Menghayal
Otak kiri – ANALITIK — Bahasa verbal, Matematika, Logika, Angka-angka, Urutan-urutan, Penilaian, Analisis, Linier
Lalu hubungannya dengan menghafal qur’an? Jangan khawatir, saya akan memberikan sebuah metode untuk anda yang benar-benar ingin belajar menghafal al qur’an dengan otak kanan. Caranya yang saya gunakan adalah dengan memanfaatkan fungsi dari otak kanan kita. Bagaimana caranya? Dengan visualisasi. Ya dengan visualisasi mengahfal al qur’an jadi lebih menyenangkan dan mudah untuk diingat kembali. Bahkan anda bisa langsung hafal arti tiap ayatnya.
Caranya cukup mudah, anda tinggal download saja gambar yang sudah saya siapkan dibawah tulisan ini bila perlu cetak saja sekalian biar lebih memudahkan anda dalam hafalan. Lalu perhatikan gambarnya dengan seksama. Gambar-gambar tersebut adalah visualisasi dari tiap-tiap ayat yang sedang anda hafal. Ketika sebuah gambar muncul, maka dalam pikiran anda akan segera menerjemahkan gambar tersebut. Untuk lebih mudahnya anda sangat disarankan untuk membuka al qur’an terjemahan untuk memahami artinya terlebih dahulu. Kemudian barulah anda mulai menghafal tiap 5 ayat. Terus lakukan hingga anda benar-benar berhasil menghafalnya. Surat yang saya sajikan dibawah adalah surat arrahman. Surat-surat yang lain Insya Allah segera menyusul. Selamat mencoba!!
klik disini untuk download gambar di atas
jangan lupa untuk meninggalkan jejak anda dikolom komentar

Sunday, April 10, 2011

Tips berbicara di depan umum


Tahukah Anda, tak semua orang yang saat ini berhasil menjadi pembicara atau pelaku presentasi di muka umum adalah orang yang terlahir dengan memiliki rasa percaya diri yang tinggi. Sebagian dari mereka juga kerap dilanda “demam panggung” ketika harus menjadi pusat perhatian di dalam suatu komunitas.


Ya, demam panggung memang bisa melanda siapa saja. Tak hanya seorang public speaker, karyawan biasa yang pada suatu ketika harus mengajukan usul dalam ruang rapat sekalipun bisa saja terserang demam panggung.

Ketika giliran harus menyuarakan pendapat, tiba-tiba hilang seluruh keberanian berikut rangkaian kata yang sudah disusun rapi dalam benak. Atau, saat harus menjelaskan usulan yang sedang dibahas, Anda kehilangan speech control. Bicara pun jadi tak fokus dan terkesan tak berujung pangkal.

Sesi berikutnya, Anda pun ditinggal audiens yang awalnya sudah siap mendengarkan penjelasan dari Anda. Nah, tak perlu putus asa bila kerap mengalami hal demikian! Ada banyak trik yang bisa dilakukan agar rasa percaya diri Anda tumbuh ketika berbicara di depan umum.

1 Jaga Kecepatan Bicara
Jaga laju berbicara agar tetap moderat. Jangan berbicara terlalu cepat. Orang akan sulit mengerti apa yang Anda bicarakan bila berbicara terlalu cepat. Kebanyakan pembicara yang memiliki rasa percaya diri yang tinggi akan bicara perlahan, namun tak kehilangan fokus atau jadi membosankan.

2 Kembangkan Bahasa
Luangkan waktu untuk meningkatkan kemampuan kosa kata Anda. Jangan bicara berlebihan, terutama saat sedang melakukan presentasi. Bila kerap menggunakan kata-kata yang berlebihan akan membuat Anda terlihat kurang cerdas. Begitu pula bila kerap menggunakan banyak istilah dalam pilihan kata, hanya untuk membuat Anda tampak lebih berwibawa.

3 Gunakan Diafragma
Bicaralah melalui diafragma (rongga dada). Ini akan memberi Anda resonansi suara dan proyeksi.

4. Buka Tangan
Gunakan gestur (bahasa tubuh) membuka tangan dengan posisi telapak tangan menghadap ke atas. Ini akan memberi kesan Anda mengatakan, “Saya tak punya hal yang perlu disembunyikan. Saya hanya bicara yang sebenarnya!” Namun, jangan melakukannya berlebihan, karena akan mengganggu atau mengacaukan perhatian audiens Anda.

5. Pelihara Kontak Mata
Sementara Anda memaparkan pemikiran, sebaiknya lakukan dengan tetap memelihara kontak mata dengan semua lawan bicara Anda. Ini akan membuat Anda tak kehilangan fokus saat berbicara di muka umum.

6. Berdiri Tegak
Cobalah untuk tetap berdiri tegak setiap kali Anda memiliki kesempatan berbicara di depan umum. Jangan simpan tangan Anda dalam saku celana, dan jangan lupa untuk selalu menyunggingkan senyum terbaik, tanpa kesan dibuat-buat.

7. Buang Beberapa Kata
Kebiasaan mengatakan, “Eee…”, “Apa itu”, atau “Anu”, sebaiknya mulai Anda hilangkan saat berbicara di muka umum. Menggunakan frase atau kata-kata seperti ini akan membuat Anda terlihat tak percaya diri dan tidak profesional.

Monday, March 14, 2011

Mahasiswa "Autis"



Kawan, kalian pernah mendengar orang mengatakatan bahwa internet obat segala penyakit pendidikan? Percayalah, jangan terlalu percaya dengan internet, apalagi jika dikaitkan dengan pembelajaran. Bagaimana bisa demikian? Salah satu potensi buruk penggunaan internet dalam praksis pendidikan adalah mengarah pada masyarakat yang monokultur, yakni ketika hampir semua orang mengakses informasi dengan menggunakan kata kunci tertentu melalui mesin pencari Google, yang tentunya akan terjadi kondisi di mana semua orang mendapatkan informasi yang sama. Ini adalah paradoks yang terjadi di tengah hadirnya internet yang menawarkan seabreg keragaman informasi.
Monokultur tersebut akan berbuah pada mono-knowledge karena sumber informasi dan pengetahuannya sama. Maka jangan terlalu kaget apabila ada mahasiswa atau dosen mudah melakukan plagiat dari sumber yang sama. Dengan pengetahuan yang sama tersebut, maka internet justru menjadi kontraproduktif dengan tujuan digunakannya internet dalam pendidikan. tidak peduli betapa cepat dan banyak informasi bisa diakses via internet, namun yang lebih penting adalah informasi apakah itu? Nilai-nilai, kultur dan ideologi apakah yang diakses tersebut? Pengetahuan apakah yang dipelajari, pribadi macam apakah yang terbentuk setelah mengkonsumsi informasi-informasi dan pengetahuan via internet tersebut?
Masalah di atas sepertinya bukan hal baru yang anda dengar. Hal yang lumayan lucu bagi saya, internet seringkali membuat penggunanya menjadi “autis”. Internet seringkali menimbulkan problem psikologis dan sosial. Misalnya dengan melihat praktik pembelajaran di internet, kemudahan yang ditawarkan, maka mahasiswa seringkali menjadi lebih merasa nyaman dengan dunia internet ketimbang dunia kehidupan nyata mereka sehari-hari. Mereka menjadi “autis” dalam interaksi keseharian. Mereka menjadi lebih merasa memiliki ikatan emosional dengan tema-teman mereka di jejaring pertemanan Facebook, ketimbang dengan tetangga dan masyarakat tempat mereka tinggal. Dengan kata lain, mereka kemudian berjarak dengan realita sosio-kultural yang terjadi di sekitar mereka. Hal-hal itulah yang seringkali tidak banyak diperhatikan oleh para pendidik dalam pertimbangan dan praktik pembelajaran berbasis ICT, terutama internet.
Singkatnya, dampak lain dari kecanduan internet adalah penyakit “autis” yang baru-baru ini saya rasakan. Pernah seorang teman curhat kepada saya betapa dongkolnya ia ketika berada di tengah-tengah mahasiswa yang sedang hotspotan di kampus. Ia merasa dicuekin. Penyakit tersebut dapat menyerang siapa saja yang doyan online. Gejalanya dapat dirasakan jika sedang berkumpul dengan kawan anda yang sedang hotspotan di kampus. Maka saran saya adalah, jangan sekali-kali anda mengajak ngobrol orang yang sedang online di depan laptopnya. Karena bisa jadi dia sudah terjangkit penyakit “autis”. Sekian.